KARAKTERISTIK USAHA BUSANA
A.
PENGELOLAAN USAHA BUSANA
From
characteristic of fashion business we can plan, do, evaluate and improve our
business.
Satyodirgo
(1978: 111) menyebutkan bahwa usaha dapat digolongkan dalam tiga kelompok sifat
usaha.
a. Komersil,
yaitu usaha yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Para pelaku usaha ini sering disebut dengan pengusaha atau entrepreneur.
b. Nonkomersil,
yaitu usaha yang didirikan dengan unsur sosial sebagai tujuannya sehingga menomorsekiankan
pencarian laba.
c. Semi
komersial, yaitu usaha yang disamping untuk mencari laba juga dalam operasinya
mengedepankan aspek sosial secara seimbang. Dalam jenis badan usaha, contoh
semi komersil ini dapat direprentasikan oleh koperasi.
B. JENIS-JENIS
USAHA BUSANA
Seiring perkembangan zaman, jenis usaha juga mengalami
perkembangan. Banyak varian baru dalam suatu bidang usaha termasuk dalam usaha
busana, baik usaha di bidang busana itu sendiri maupun usaha yang berkaitan
dengan busana mulai dari benang, tekstil, aksesoris, merchandise,
pendidikan busana sampai pada kecantikan. Setidaknya ada enam kelompok usaha
busana yang akan dipaparkan dalam buku ini seperti yang sebutkan dalam Sri
Wening (1994:93).
1. Usaha
Menjahit Perseorangan
Disebut
usaha menjahit perseorangan karena dilakukan secara individual. Individual ini
dapat dipandang dari sisi pembuatnya, yaitu dibuat oleh seorang penjahit, namun
dapat pula dipandang dari sisi produknya, yaitu busana yang dibuat diselesaikan
secara utuh setiap satu (pcs) busana sebelum membuat busana yang lain.
Berdasarkan busana yang dibuat, usaha perseorangan dibedakan menjadi tiga,
yaitu: modiste, tailor, dam houte couture.
a.
Modiste
Modiste
biasanya mengerjakan busana wanita dan busana anak. Pada modiste, pengelolaan
masih sangat sederhana, hampir semua pekerjaan dilakukan sendiri mulai dari
mengukur, memotong, menjahit, hingga penyelesaiaan. Dalam hal ini, pimpinan modiste
memegang beberapa fungsi manajemen, dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan, bahkan pemasaran. Usaha yang sebutulnya sangat
potensial ini didalam kenyataannya banyak merupakan usaha sambilan, sehingga
tidak dikelola dengan profesional.
Dari segi orgasnisasi masih sederhana, hanya pemilik
sekaligus pimpinan modiste dibantu oleh beberapa tenaga; kompleksitas struktur
organisasi tergantung pada kapasitas modiste. Demikian juga alat yang
digunakan, masih sangat sederhana dan terbatas pada alat/mesin standar minimal,
misalnya mesin jahit, mesin obras, alat pembuat kancing dan ban pingggang,
serta mesin lubang kancing. Sistem produksi berdasarkan pesanan pelanggan,
dengan ukuran busana menyesuaikan pelanggan, atau dalam istilan industri
disebut dengan make to order (memproduksi berdasarkan/untuk memenuhi
order).
b. Tailor
Tailor
biasanya mengerjakan busana pria khususnya setelan jas. Tailor dapat pula
mengerjakan jas wanita. Struktur organisasi tergantung dengan kapasitas usaha
dan dengan sistem produksi yang make to order (memproduksi karena ada
atau berdasar pada pesanan).
c. Houte
Couture
Houte
couture berasal
dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Italia disebut Altamoda atau
Adibusana yang berarti seni menggunting tingkat tinggi. Usaha ini lebih
mengutamakan pada detail potongan yang fit dengan badan, indah, dan
menitikberatkan juga pada detail desain dengan menggunakan bahan berkualitas
tinggi. Penyelesaian banyak dilakukan dengan tangan sehingga mutu jahitan
sangat bagus.
Houte
Couture biasanya
dipimpin oleh seorang perancang busana, seperti Pieter Sie, Hary Daharsono, Ane
Avanti, Christian Dior, Pierre Cardin, dan Hanae Mori.
2. Atelier
Atelier berasal dari bahasa Perancis yang
berarti tempat kerja, bengkel, atau workshop (dalam bahasa Inggris). Atelier
dalam istilah busana diartikan dengan rumah mode atau tempat untuk mengolah
mode pakaian. Atelier ini disamping menerima jahitan perseorangan juga
menerima order dalam jumlah besar (konveksi) dan menjual busana jadi.
Pengelolaan
usaha pada atelier lebih luas dibanding dengan modiste dan tailor baik
dari segi peralatan, staf pegawai, maupun organisasi. Atelier ini
menghasilkan busana madya atau tingkat menengah.
3. Boutique
Boutique atau butik merupakan toko yang
menjual pakaian jadi lengkap dengan aksesorisnya. Busana yang dijual
berkualitas tinggi. Dalam bahasa aslinya, Perancis, boutique berarti
toko kecil yang menjual pakaian dan aksesorisnya, lain dari yang lain, yang
tidak lazim dan dengan suasana berbeda dari toko lainnya.
4.
Konveksi
Konveksi
adalah usaha bidang busana jadi secara besar-besaran atau secara massal. Dalam
banyak literatur, konveksi ini disebut dengan home industri. Apabila
kapasitasnya sangat besar lazimnya disebut dengan usaha garmen. Sementara
garmen sendiri sebenarnya berarti pakaian (jadi). Produk dari konveksi ini
adalah busana jadi atau ready-to-wear (Bahasa Inggris) dan pret-a-porter
(bahasa Perancis). Busana ini telah tersedia di pasar yang siap dibawa dan
dipakai. Dalam proses produksi, ukuran busana ini tidak berdasarkan pesanan
pelanggan, melainkan menggunakan ukuran yang telah standar seperti
S-M-L-XL-XXLA atau 11, 12, 13, 14, 15, 16 atau 30, 32, 34, 36, 38, 40, dan 42.
5.
Pendidikan Busana
Pendidikan
di bidang busana merupakan usaha yang busana yang tidak berkaitan langsung
dengan pembuatan busana karena bergerak dalam bidang jasa pendidikan.
Pendidikan busana adalah sebagai penyedia tenaga terlatih yang dapat bekerja
pada usaha bidang busana. Pendidikan busana secara formal terdapat di sekolah
maupun universitas, sedangkan pendidikan nonformal terdapat pada kursus
menjahit. Usaha ini cukup potensial karena pasar masih membutuhkan, seperti
kebutuhan guru busana, akademisi busana, reporter dan editor busana, bahkan
operator pabrik garmen yang biasanya diambil dari kursus menjahit (LPK Busana).
Dalam kursus
menjahit terdapat beberapa tingkatan kursus yang diatur oleh Direktoral
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas.
a. Tingkat
ketrampilan dasar; pada tingkat ini diberikan pengetahuan dasar cara memotong,
menjahit pakaian. Tingkat ini mencetak penjahit
yang
masih sederhana, seperti dapat menjahit busananya sendiri. Tingkat ini tidak
memerlukan syarat pendidikan sebelumnya.
b.
Tingkat costumiere; pada tingkat ini diberikan model-model busana yang
sulit sehingga mencetak tenaga penjahit menengah dan sanggup menerima jahitan
dari orang lain.
c.
Tingkat coupeuse; pada tingkat ini diajarkan berbagai cara mengubah
model dan menyelesaikan pakaian secara tailoring. Tingkat ini mencetak tenaga
ahli yang dapat membuka modiste, tailor atau bahkan atelier.
d. Tingkat
kursus instruktur menjahit; tingkat ini mencetak instruktur menjahit yang
mempunyai wewenang mengajar pada kursus menjahit.
6. Usaha
Perantara Busana
Usaha
perantara busana ialah usaha yang diselenggarakan oleh seseorang yang mempunyai
pekerjaan sebagai perantara untuk mengumpulkan atau memberi tempat penampungan
pakaian hasil produksi konveksi/home industry. Usaha ini sering
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga.
0 Response to "KARAKTERISTIK USAHA BUSANA"
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya..