Saturday, 24 November 2018

Kriteria Pemilihan Bahan Tekstil Dengan Memperhatikan Faktor-Faktor Mendesain Busana




Seorang desainer untuk menentukan suatu desain busana bagi seorang pelanggan akan berpatokan pada usia, kesempatan pemakaian, waktu pemakaian, postur tubuh, warna kulit, dan kepribadian.

a)      Usia

Dalam tumbuh kembangnya usia manusia dibedakan menjadi:
-          Bayi (di bawah 1 tahun)
-          Balita ( 1 s/d 5 tahun)
-          Anak-anak (di bawah 12 tahun)
-          Remaja (13-17 tahun)
-          Dewasa atau tua (di atas 17 tahun)

b)     Kesempatan Pemakaian

Memilih bahan tekstil perlu Disesuaikan dengan acara dan temperatur udara, apakah di daerah panas (daerah pantai), daerah dingin (pegunungan, ruang ber-AC) dan waktu pemakaian.
-          Di rumah (aktivitas di lingkungan rumah)
-          Bekerja (di dalam ruangan atau luar ruangan)
-          Rekreasi (didaerah dingin-panas/tempat-tempat wisata)
-          Olah raga (indoor/outdoor)
-          Pesta (resmi/setengah resmi)
-          Kesempatan khusus (berkabung)

c)      Waktu Pemakaian

-          Pagi (gunakan bahan dengan warna cerah)
-          Siang/sore (hindari warna-warna mencolok)
-          Malam hari (gunakan warna cerah atau gelap)

d)     Postur Tubuh

Tidak semua wanita lahir dengan tubuh seperti super model dunia yang memiliki dada, pinggang dan pinggul ideal. Justru banyak wanita lahir dengan bentuk tubuh yang memiliki kekurangan di sana sini. Jadi diantara bentuk tubuh ini, Anda termasuk yang mana?.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan berbusana adalah untuk menutupi kekurangan yang diakibatkan bentuk tubuh yang tidak ideal, maka memilih bahan tekstil harus disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh. Apakah tinggi kurus, pendek kurus, tinggi besar, atau pendek gemuk.
(1) Bentuk badan tinggi kurus

·         Pilihlah bahan-bahan dengan garis horisontal dan desainnya pada bagian depan jangan dibuat rata.
·         Bahan bermotif/berkotak memberi efek kelihatan gemuk.
·         Bahan dengan tekstur kaku dan tebal akan memberi kesan ukuran badan menjadi besar.
·         Hindari bahan dengan warna gelap dan menyolok, demikian pula warna-warna muda dan putih, jadi sebaiknya memilih warna-warna cerah dan tidak menyolok.
(2) Bentuk badan pendek kurus

Agar badan kelihatan lebih tinggi dan gemuk
·         Pilih bahan dengan motif yang kecil-kecil atau sedang.
·         Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agak tipis.
·         Hindari warna-warna gelap dan tua.
(3) Bentuk badan tinggi besar

·         Pilih bahan yang lunak dan kusam. Dalam penglihatan akan memperkecil dan memberi kesan figur lebih kecil.
·         Pilih bahan dengan garis-garis yang vertikal dan berbidang sempit.
·         Hindari warna-warna menyala, karena warna-warna ini akan memberi kesan membesarkan bentuk badan.
(4)   Bentuk badan pendek gemuk

·         Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan dengan garis vertikal.
·         Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar, karena akan kelihatan bertambah lebar. 
·         Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si pemakai kelihatan gemuk.
·         Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih manis.
·         Hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang tebal.
·         Hindari bahan bercorak besar yang dikombinasikan dengan bercorak pula, karena hal ini akan membuat si pemakai kelihatan besar.
1)      Warna Kulit

1.      Untuk yang berwarna kulit gelap, hindari warna putih, karena akan kelihatan lebih gelap.
2.      Yang mempunyai kulit terang/kuning akan kelihatan pucat bila menggunakan warna muda, terutama warna kuning muda.
3.      Pada prinsipnya pilihlah warna-warna yang tidak terlalu kontras warnanya dengan warna kulit.

2)      Kepribadian

1.      Orang yang sifatnya lincah akan lebih serasi jika memilih bahan tekstil dengan warna-warna yang terang/ menyala.
2.      Orang yang pendiam, kalem, tenang akan lebih sesuai dengan warna-warna yang redup/gelap.

Dengan Anda mengetahui semua aspek-aspek dalam pemilihan bahan tekstil maka Anda tidak akan bingung, tidak keliru untuk membeli bahan tekstil yang sesuai dengan kebutuhan.

 Sumber :
  Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK


Pengamatan Bahan Tekstil Dengan Meraba




Permukaan bahan yang halus mencerminkan permukaan yang lebih ringan daripada permukaan buram, kusam, atau berbulu, sehingga pengamatan visual dihubungkan dengan sesuatu yang dapat diraba (tactile). Benda-benda yang "terasa" halus juga "kelihatan" halus.
Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu: 
(1)  Yang dapat diraba (tactile)

Perubahan-perubahan pada permukaan bahan-bahan karena pengaturan dari benang-benang indi­vidual pada tenunan atau rajutan dapat dirasakan di kulit. Dengan rabaan dapat dirasakannya lembut, kasar, jatuhnya bahan (drape), atau kaku dan berat.

(2)  Yang dapat didengar (audible)

Gesekan dapat diciptakan oleh permukaan bahan dengan saling menggosokkan sehingga dapat didengar, misalnya gemersik dari sutra taffeta.


  Sumber:

  Modul Pengetahuan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK

Penyelidikan Bahan Tekstil Melalui Pengamatan Secara Visual



Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain saja mungkin belum dapat secara angsung diketahui sifat-sifatnya, demikian juga dengan asal seratnya. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik penyempurnaan bahan tekstil, sehingga sering tidak dapat dibedakan antara kain yang asli dengan yang tiruan.
Beberapa pengamatan secara visual tentang sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat adalah sebagai berikut:
(1)  Panjang serat
Untuk penelitian asal serat sehelai kain, perlu dicabut sehelai benang untuk diperiksa kemungkinan golongan seratnya.
(2)  Kekuatan serat
Serat sutra adalah serat yang terkuat diantara serat-serat lainnya seperti nilon, wol dan kapas. Dalam keadaan basah, serat rayon berkurang kekuatannya, sedangkan serat kapas akan lebih kuat daripada dalam keadaan kering.
(3)  Kehalusan serat
Serat sutra adalah serat yang terhalus di antara serat-serat asli yang lain seperti serat sintetis dan serat rayon.
(4)  Kilau serat
Serat kapas kurang berkilau kecuali dimerser. Serat linen kilaunya bagus dan jelas, kilau serat sutra sangat bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam seperti logam, sedangkan serat wol tidak berkilau karena bergelombang.
(5)  Keriting serat
Serat wol adalah satu-satunya yang memiliki keriting asli, ini menyebabkan kain wol berpori sehingga mempunyai sifat penyekat panas.
(6)  Daya lentur
Serat wol berdaya lentur besar, demikian pula serat sintetis dan serat sutra. Serat selulosa tidak memiliki daya lentur yang baik, tetapi dapat diproses sehingga berdaya lentur yang besar, contohnya proses pembuatan bahan mulur (stretch).
(7)  Daya serap air dan udara
Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa basah, daya serap serat sutra sampai 30%, linen 20% kapas 8,5%.
Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan dengan cara memerhatikan serat-seratnya, dapat dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x akan menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang serat-seratnya baik gambar penampang melintang ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya.
·     Cara memutuskan benang. Apabila berasal dari serat kapas, benang mudah diputus karena berserat pendek. Serat linen benangnya sukar diputus. Serat wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang dulu/elastis, ujung benang seperti spiral (berombak). Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya halus dan tidak berumbai. Serat rayon mudah putus, dan ujung benang bercabang.
·         Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai berikut:
-        Asam sulfat melarutkan serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
-        Kaustik soda (soda api) melarutkan serat yang berasal dari hewan, seperti wol dan sutra.
-        Kupramonium melarutkan kapas.
-        Aseton melarutkan kain asetat.
-        Fenol 90% melarutkan nilon.

Sumber : 
Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK


Friday, 23 November 2018

Penggolongan Bahan Tekstil


Serat tekstil digolongkan berdasarkan jenis serat, yaitu, serat alam dan serat buatan. Serat alam telah lama dikenal, sedangkan serat buatan dikenal pada permulaan abad ke-19. Serat buatan mengalami perkembangan pesat dalam pengolahan dan penyempurnaan dari masa ke masa.
Kebanyakan konsumen di Indonesia menggunakan bahan tekstil dari serat campuran atau sintetis dengan alasan mudah pemeliharaannya, ringan serta murah.
Menurut asalnya serat tekstil dapat dibagi sebagaimana yang tersusun dalam bagan di bawah ini:


Sumber: 
Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, Direktorat Pembinaan SMK, 2005



Mengenal Bahan Tekstil




Setiap hari kita selalu menggunakan busana. Busana yang kita pakai berasal berbagai macam bahan tekstil.
Sudah tahu apa itu   bahan tekstil? 
Bahan tekstil adalah semua bahan yang berupa tenunan (woven) dan bukan tenunan (non woven) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis busana dan lenan rumah tangga.
Pada umumnya bahan tekstil dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar berdasarkan fungsinya, yakni
1)      Bahan Utama
Bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu busana atau lenan rumah tangga. Bahan utama sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana atau lenan rumah tangga.
Dalam dunia pertekstilan Anda mengenal beraneka ragam bahan tekstil yang indah dan menarik. Bahan tekstil/kain ini telah melalui suatu proses yang panjang hingga sampai ke konsumen.
2)     Bahan Pelengkap/Garnitur Busana
Bahan pelengkap/garnitur busana adalah semua jenis bahan yang digunakan untuk melengkapi suatu busana atau lenan rumah tangga. 
Menurut fungsinya bahan pelengkap dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a)   Menyempurnakan; sebagai bahan pelapis, pengisi, dan pembentuk antara rambut kuda, spons, vliselin dan bantal bahu.
b)     Melengkapi/Menghias, antara lain;
üMacam-Macam Kancing
üMacam-Macam Pita
üMacam-Macam Renda
üMacam-Macam Benang
üMacam-Macam Bahan Aplikasi

Sumber :
Modul Pengetahuan BahanTekstil,Direktorat Pembinaan  SMK, 2005



Tuesday, 11 September 2018

Festival Gelar Puisi Sunda 2018



Bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa. Komunitas Masyarakat Sariksa Budaya Pribumi (SABUMI) bermitra dengan Paguyuban Asep Dunia (PAD)  menyelenggarakan kegiatanFestival Gelas Puisi Sunda  sebagai wujud kepedulian terhadap pemberdayaan, pelestarian, dan pemeliharaan bahasa daerah di lingkungan sekolah

Festival Gelar Puisi Sunda  (FGPS) ini diperuntukan bagi pelajar tingkat SLTP, SLTA dan Guru SMP/SMA/SMK se-Jawa Barat yang akan dilaksanakan pada tanggal 6 dan 20 Oktober 2018.

Tujuan kegiatan festival ini selain mencari mutu, juga agar banyak orang berkesempatan menjadi pelaku sastra, memasyarakatkan kegiatan berpuisi Sunda, memunculkan kreator-kreator bahasa agar mendapat pengalaman, baik menulis maupun membaca serta saling mendengarkan.

Berikut berkas Festival Gelar Puisi Sunda  (FGPS) 2018:

Tuesday, 4 September 2018

Sistem Informasi Elektronik Kinerja (SIEKA) ASN Kementerian Agama RI

SIEKA merupakan sistem aplikasi yang dipersiapkan untuk membuat laporan capaian kinerja harian (LCKH), laporan kerja harian (LKH) dan laporan kinerja bulanan (LKB) yang sifatnya paperless karena sudah diakomodir dalam  SIEKA. 
Adanya SIEKA ini merupakan salah satu cara dalam menentukan sistem penggajian ASN di tahun mendatang yang berdasarkan kinerja, sehingga akan berpengaruh pada besaran tunjangan kinerja ASN Kemenag.

Aplikasi ini penting, kata Nur Syam, dalam rangka menyongsong perubahan sistem penggajian tahun 2020 yang sedang disiapkan KemenPAN&RB. Menurutnya, sistem penggajian ke depan akan diukur berdasarkan kinerja. Hanya ada tiga hal yang dibayarkan, yaitu: gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan kemahalan demikian dilansir https://kemenag.go.id 04/09/2018.

Berikut ini adalah panduan Sistem Informasi Elektronik Kinerja ASN.



Tuesday, 14 August 2018

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI & KD) Bidang Keahlian Pariwisata Program Keahlian Tata Busana SMK/MAK

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3) Berikut ini Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) Bidang Keahlian Pariwisata Program Keahlian Tata Busana Klik icon download di bawah ini:
Download Button

Friday, 10 August 2018

Spektrum Keahlian SMK (Perdirjen Dikdasmen No. 06/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018)



Berikut ini adalah Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 06/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

Silahkan klik Disini...

Cara Mengukur Kemeja Lengan Panjang

Ukuran merupakan bagian terpenting dalam proses pembuatan busana. Bagaimana jika kita membuat pola busana tanpa ukuran?

Ketepatan mengambil ukuran sangat penting. Karena akan berpengaruh pada busana yang kita buat.

Materi mengukur kemeja lengan panjang ini merupakan bagian dari pembuatan kemeja pria.


Cara mengambil ukuran kemeja lengan panjang adalah sebagai berikut :


1. Panjang kemeja
Diukur dari puncak bagian depan kebawah sampai ruas bawah ibu jari.
2. Lingkar badan
Diukur pada badan yang terbesar dalam keadaan menghembuskan nafas.
3. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher dengan posisi pita ukuran terletak tegak pada lekuk leher.
4. Lebar punggang
Diukur dari ujung bahu belakang kiri sampai ujung bahu kanan.
5. Rendah bahu
Diukur dari ruas tulang leher kebawah sampai perpotongan lebar punggung.
6. Lingkar lengan atas
Diukur keliling dari ujung bahu muka melalui ketiak keujung bahu belakang.
7. Panjang lengan
Diukur dari ujung bahu kebawah sampai pergelangan nadi.
8. Lingkar siku
Diukur keliling siku
9. Lingkar pergelangan tangan
Diukur keliling pergelangan nadi



Jangan lupa gunakan pita ukur untuk melakukan pengukuran badan ya..dan buatlah daftar ukurannya.

Sumber :

Busana Pria. 2013. Dr. Sri Wening, M.Pd. Fakultas Teknik UNY.

Aplikasi Buku Kerja Guru 2018





Berikut ini adalah aplikasi buku kerja guru. Perangkat buku kerja guru dalam K13 sangatlah penting. Para guru harus memilikinya dengan tujuan untuk mengertahui sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan bahkan untuk mengontrol aktivitas lain di sekolah.


Silahkan download buku kerja guru kurikulum 2013 di bawah ini :


Download Button

Wednesday, 8 August 2018

Pola Aneka Model Rok



Pola aneka model rok ini saya dapatkan ketika kuliah. Polanya mudah untuk dipelajari.
Sebelum belajar membuat pola aneka model rok ini, siapkan terlebih dahulu alat tulisnya ya...

Sebelum membuat pola dalam ukuran besar, alangkah lebih baiknya membuat pola kecil dengan menggunakan penggaris skala kertas.

Alat tulis yang diperlukan yaitu buku kostum, pensil, bolpoint, penghapus, penggaris dan penggaris skala.



Sumber : http://anugerah.mkri.id/

Tuesday, 7 August 2018

Anugerah Konstitusi Bagi Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018



MK memandang penting melakukan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama untuk menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi dan pemberian penghargaan Anugrah Konstitusi bagi Guru PPKn yang berhasil melaksanakan pendidikan kesadaran berkonstitusi, baik yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama dan pemberian penghargaan “Anugerah Konstitusi”.


Ibu/bapak guru PPKn ikut seleksi ini yuk...!
Berikut Pedoman Anugerah Konstitusi Bagi Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2018.




Pengetahuan Busana Pria


Pengertian busana pria adalah busana yang biasa dikenakan kaum pria. Pakaian pria mempunyai model tertentu berbeda dengan pakaian wanita yang mempunyai macam macam model.
Adapun macam busana pria adalah:
1.    Celana Panjang
2.    Celana Pendek
3.    Kemeja
4.    Piyama
5.    Kaos Oblong
6.    Jaket
7.    Safari
8.    Setelan Jas
9.    Busana-busana Daerah (Beskap, Surjan,dll)

Setelan jas
Sumber Foto : journal.trooys.com


Safari
Sumber foto :http://simplyfreshlaundrypalembang.com


Beskap
Sumber  foto: www.kompasiana.com


Surjan
Sumber foto :https://budayajawa.id

Jaket
Sumber foto :http://qualitaspremium.store
Oblong
Sumber foto :http://solokaos.com

Sebelum kita melakukan pecah pola busana pria sebaiknya kita menyimak atau menganalisa model terlebih dahulu bagaimana bentuk lengan, kerah, ukuran, dan sebagainya. Kemudian menentukan arah dan bentuk garis hias, perbandingan bidang, serta bagaimana menggunakan lipit kup pola dalam mengkonstruksi pola menurut model.
Untuk mampu menganalisa model, terlebih dahulu harus mengetahui ciri-ciri model, yaitu:
1.     Gejala perspekrif.
Yaitu mengungkap macam-macam sikap berdiri.
2.     Arah Lungsin Kain.
Yaitu arah benang dapat ditafsirkan dengan melihat  jatuhnya bagian itu serta motif bahannya.
3.     Tekstur.
Yaitu wujud bahan atau tekstur pada gambar model dapat dikenal pada siluetnya.
4.     Warna dan corak bahan.
5.     Teknik penyelesaian dalam kaitan menggambar polanya.
6.     Mode dan tujuan pemakaian.
7.     Hiasan dan pelengkap pakaian.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembuatan busana pria pemilihan bahan sangat berpengaruh. Pemilihan bahan untuk model busana pria perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1.     Bentuk busana yang direncanakan.
Bahan yang dipilih harus disesuaikan dengan bahan yang akan dipergunakan untuk kemeja, celana, piyama, atau jas, karena setiap bentuk busana memerlukan bahan yang berlainan baik asal serat dan sifatnya. Selain itu, juga perlu diperhatikan atau disesuaikan tingkat usia (anak, remaja, dewasa).
Desain Busana.
2.     Tiap-tiap desain busana memerlukan bahan yang berlainan karena sifat bahan tekstil, sifat tenunan, corak atau warna akan berpengaruh terhadap sesuai atau tidaknya desain tersebut, misalnya:
a)  Bahan lembut untuk desain yang mempunyai kerut.
b)  Bahan polos untuk desain yang mempunyai variasi jahitan, jahitan hias, opneisel, garis princess, dll.
c)  Bahan kaku dan bercorak untuk desain sederhana
3.     Kemampuan Daya Beli
Berbusana sederhana namun rapi dan serasi akan memberikan rasa percaya diri. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang antara pemilihan bahan busana, model, dan perlengkapannya disertai dengan tekun belajar memilih bahan yang baik dan disesuaikan dengan kemampuan daya beli.

Sumber :
Pecah Pola Busana Pria. 2005. SMK.

Monday, 6 August 2018

Soal Keterampilan Tata Busana Kelas XII

Petunjuk Umum:
1. Ketik Nama, Nama Sekolah dan Kelas
2. Bacalah soal dengan cermat
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan cara mengklik tanda bulat di depan jawaban
4. Jika semua soal sudah dijawab, kilik KIRIM di bawah soal paling akhir.


PERKEMBANGAN INDUSTRI BUSANA



A. PERANCIS, KIBLAT BUSANA

France’s dominance over international fashion began in the early eighteenth century.

1. Kerajaan Menentukan Tren Busana
Sampai revolusi industri, terdapat dua kelompok masyarakat, yaitu kelas orang kaya, sebagian besar adalah bangsawan dan tuan tanah; serta kelas orang miskin, sebagian besar adalah kaum buruh dan petani. Pada masa ini hanya orang kaya saja yang dapat mengenakan pakaian secara layak. Bangsawan kerajaan sebagai kaum kelas atas baik dalam ekonomi dan sosial menjadi fokus tren busana. Pada abad 18 Raja Louis XIV menetapkan Paris sebagai kota busana Eropa. Industri tekstil berkembang di Lyon dan kota-kota di Perancis lainnya untuk menyediakan bangsawan kerajaan dengan sutra, pita, dan kain renda. Para penjahit dengan bantuan kaum kelas kaya meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam penggunaan
bahan yang lebih indah tersebut.

2. Pertumbuhan Couture
Perancis dapat menjadi kiblat busana karena faktor dukungan kerajaan dan adanya perkembangan industri sutra. Di Perancis, seni membuat busana disebut dengan couture (koo-tour‟). Desainer pria disebut couturier dan yang perempuan couturiere. Charles Worth dianggap sebagai bapak Couture karena merupakan orang pertama yang sukses menjadi desainer merdeka. Ia lahir di Inggris, datang ke Perancis pada usia 20 tahun pada tahun 1846 (tahun ketika Elias Howe mematenkan mesin jahitnya). Beberapa couture lain mengikuti Worth antara lain Paquin, seorang imigran dari Bavaria datang di San Francisco dengan membawa kain yang akan dijual ke petambang emas untuk melindungi alat-alat dan senjata untuk menambang. Ini merupakan jawaban atas kebutuhan dari para petambang akan celana panjang dengan beberapa saku untuk tempat alat-alat. Celana ini sangat populer, karenanya dia membuat workshop dan toko untuk menyediakan celana tersebut. Kain populer yang digunakan Levi‟s ini adalah kain katun berserat ulet/kencang yang ditenun di Nimes, Perancis yang sering juga disebut serge de Nimes (atau disingkat denim). Ini adalah pakaian pertama yang dikhususkan untuk para pekerja. Ini adalah satu-satunya pakaian yang terus dipakai dengan pola dasar yang sama selama hampir 150 tahun.

C. PERDAGANGAN BUSANA SELAMA ABAD 19

Modern retailing had its roots in the nineteenth century when afforable fashion was first made available to the general public.

1. Department Store Pertama
Pameran dan bazar adalah awal mula adanya toko retail. Para pembeli berdatangan membeli pakaian di pasar tersebut. Harga tidak tertera pada barang sehingga pembeli dan penjual melakukan tawar menawar.
Adanya Revolusi Industri mempengaruhi siklus manufaktur dan perdagangan. Semakin banyak barang yang diproduksi, semakin banyak barang yang dijual. Peningkatan aktivitas usaha ini meningkatkan pula pengeluaran uang pada golongan kelas menengah. Hal ini berarti membuat tingkat permintaan barang semakin tinggi. Peningkatan permintaan atas barang-barang yang bervariasi adalah fondasi dari berkembangnya perdagangan. Maka, banyak toko retail yang tumbuh di kota-kota mendekati tempat produksi dan penduduk.
Ketika itu terdapat dua jenis toko retail, yaitu: the specialty store dan the department store. Kerajinan tradisional biasanya ditawarkan dalam the specialty store, sedangkan barang-barang yang lebih umum dan bervariasi banyak ditawarkan dalam the department store.

2. Department Store Pertama
Tahun 1826, Samuel Lord dan George Washington Taylor bekerja sama untuk membuka toko pertama di New York, Lord and Taylor. Jordan Marsh and Co membuka di Boston dengan promosi dapat menjual, memotong, menjahit, menghias pakaian dalam setengah hari.
Harrrod‟s of London didirikan oleh Henry Harrod tahun 1849 dari toko yang kecil. Namun, pada tahun 1880 Harrrod‟s of London menjadi toko terbesar di Eropa dengan 100 karyawan. Liberty of London dibuka pada tahun 1875 dan mulai berproduksi pakaian sendiri pada awal tahun 1878. Di Perancis terdapat Bon Marche, Samaritaine, dan Printemps yang dibuka pada abad 19. Pada abad 19 ini juga mulai adanya faham layanan pada konsumen, yang sangat mempengaruhi perdagangan di Amerika. Karenanya dikenal adanya istilah ”the customer is always right”.

D. EFEK PERANG DUNIA I PADA STATUS WANITA DAN BUSANA

World War I put women in the work force and gave them new right and practical clothing.
1. Wanita dalam Dunia Kerja.
Sebelum tahun 1900, sangat sedikit wanita yang bekerja diluar rumah. Tanpa tempat usaha yang bisa memuliakannya, maka wanita tidak mempunyai wewenang dan hak. Seiring dengan waktu, wanita mulai bekerja di pabrik, kantor, dan toko retail. Tahun 1914, Perang Dunia (PD) I mulai di Eropa dan di Amerika tahun 1917. PD I berperan sangat besar dalam mempromosikan hak-hak wanita karena wanita Amerika dan Eropa dapat menggantikan laki-laki pada pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh kaum pria. Peranan wanita dalam pekerjaan ini sangat mempengaruhi tren busana, baik pada pola, dekoratif, maupun yang lainnya. Perubahan ini memerlukan konstruksi yang simpel karena faktor peningkatan biaya tenaga kerja dan hasil demokratisasi dalam busana. Akhirnya, pada tahun 1920, busana benar-benar mencerminkan pertumbuhan kebebasan wanita.

2. Pentingnya Desainer sebagai Trensetter
Ketika produksi massal tumbuh di industri busana Amerika, Perancis tetap memfokuskan pada busana kepemimpinan serta kemakmuran. Paris tetap menjadi tempat pertemuan antara desainer, artis, dan penulis. Mereka bertukar ide dan kreasi untuk menghasilkan busana yang inovatif.
Sering satu atau sedikit desainer menjadi trensetter. Mereka mendominasi karena mampu menangkap spirit dan momen serta mampu menerjemahkan menjadi sebuah busana dengan daya terima yang sangat tinggi. Sementara itu, pedagang Amerika sering membeli busana Perancis untuk konsumen kelas atasnya dan juga sering bekerja sama dengan pabrik membuat kopian atau turunan untuk pasarnya.
Paul Poiret (pwah-ray) adalah desainer pertama Perancis yang menjadi trensetter pada abad 19. Gabrielle Chanel (sha-nelle) juga dikenal dengan Coco. Ia adalah desainer terdepan Perancis pasca PD I. Dia mempopulerkan the Garcon atau style boyish dengan sweaters dan jersey dresses. Coco juga merupakan desainer pertama yang membuat adibusana untuk wanita.
Industri pakaian siap pakai (ready-to-wear) mulai berkembang ketika para desainer seperti Poiret, Vionnet, dan Chanel membuat desain dengan gaya dan konstruksi yang simpel. Adibusana kemudian diturunkan dalam produksi massal dengan harga yang bervariasi.
Tahun 1920, desainer seperti Lucien Lelong di Perancis dan Hattie Carnegie di Amerika menambahkan line produksi pakaian siap pakai pada busana yang diproduksi berdasarkan pesanan (made-to-order). Pada tahun 1920-an industri pakaian siap pakai semakin berkembang.

E. EFEK PERANG DUNIA II PADA BUSANA

The American economy did not entirely recover until World War II escalated production.
Selama PD II, industri busana di Perancis yang merupakan pusat busana dunia tidak mengalami perkembangan berarti. Hal ini karena banyaknya kekurangan selama perang, seperti: kurangnya kain sebagai bahan baku, bahan hiasan, pangan, dan juga liputan media. Bahkan ada beberapa toko ditutup paksa.
Terhambatnya Perancis sebagai pusat busana dunia dalam menyebarluaskan tren mode busana selama PD II mengakibatkan Amerika harus mencari arah dan gayanya sendiri. Hal ini berdampak pada berkembangnya potensi dan bakat dari desainer Amerika. Maka, pada tahun 1940 muncul banyak desainer sukses seperti Claire McCardell, Hatie Carnegie, dan Vera Maxwell. Para desainer Amerika ini dikenal sebagai spesialis busana sportwear yang lebih mencerminkan gaya hidup Amerika. Busana sportwear ini memiliki konstruksi yang lebih simpel dan juga sesuai untuk produksi massal.

F. 1960an, TREN ARAHAN DESAINER MUDA

The postwar baby boom had an increasing effect on fashion change. Breaking with convention, young designers created fashions for their own age group.

1. London Emerges sebagai Pencipta Busana Kaum Muda Terdepan
Mary Quant dan desainer muda Inggris lainnya seperti Zandra Rhodes dan Jean Muir menciptakan tren busana secara internasional. Mereka mempopulerkan busana dengan individual look yang dipengaruhi gaya Mods dan miniskirts dengan motif mawar di atas lutut, ketat, dan dengan menggunakan kain yang tidak lazim digunakan seperti vinyl.
Di Amerika, desainer muda seperti Betsey Johnson juga menciptakan busana kaum muda. Bahkan desainer adibusana Paris seperti Andre Courreges mengikuti tren dari para desainer muda ini. Kepopuleran busana kaum muda ini membuat semua wanita ingin terlihat lebih muda.

2. Menghidupkan lagi Busana Pria
Carnaby Street Tailor berusaha menghidupkan kembali busana pria. Usaha ini menghasilkan para pria memperhatikan penampilannya di luar masa kerja. Dalam hal ini, desainer Perancis dan Italia sangat berperan dalam busana pria.
Pierre Cardin (car-dahn‟) menandatangani kontrak pertamanya untuk membuat kaos pria dan dasi pada tahun 1959 dan membuka toko busana siap pakai untuk pria tahun 1960. Langkah ini diikuti oleh Christian Dior, St. Laurent dan desainer wanita lainnya.
3. Evolusi Usaha Busana
Tahun 1960 mulai terjadi perubahan usaha busana. Meskipun ada beberapa desainer yang sukses seperti Pierre Cardin, namun desainer muda Perancis banyak yang mengalami kemunduran karena faktor finansial.
Di Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi dan penduduk mengakibatkan perubahan usaha busana. Home Industry busana mulai tidak terlihat. Ada yang merger atau dibeli oleh perusahaan besar, ada juga yang berubah menjadi pedagang bahan dan pakaian.

4. Boutique menjadi Tren Retail Busana
Boutique (butik) di Inggris seperti Mary Quant Bazaar membuat tren baru dalam penjualan busana. Kata Boutiquey ang berasal dari bahasa Perancis berarti toko-toko kecil untuk memperoleh popularitas. Penjualan secara tradisional di toko dan department store memperoleh saingan dari butik. Mengikuti tren, Yves St Laurent membuka butik Rive Gauche (Reev Gosh) diseluruh penjuru dunia. Henri Bendel‟s di New York menyuguhkan suasana dari berbagai butik dalam satu butik. Ide ini membawa kesegaran dan ketertarikan dalam penjualan.


Sumber : 
Manajemen Usaha Busana. 2011. Moh.Adam Jerusalem.Fakultas Teknik UNY