Saturday, 24 November 2018

Kriteria Pemilihan Bahan Tekstil Dengan Memperhatikan Faktor-Faktor Mendesain Busana




Seorang desainer untuk menentukan suatu desain busana bagi seorang pelanggan akan berpatokan pada usia, kesempatan pemakaian, waktu pemakaian, postur tubuh, warna kulit, dan kepribadian.

a)      Usia

Dalam tumbuh kembangnya usia manusia dibedakan menjadi:
-          Bayi (di bawah 1 tahun)
-          Balita ( 1 s/d 5 tahun)
-          Anak-anak (di bawah 12 tahun)
-          Remaja (13-17 tahun)
-          Dewasa atau tua (di atas 17 tahun)

b)     Kesempatan Pemakaian

Memilih bahan tekstil perlu Disesuaikan dengan acara dan temperatur udara, apakah di daerah panas (daerah pantai), daerah dingin (pegunungan, ruang ber-AC) dan waktu pemakaian.
-          Di rumah (aktivitas di lingkungan rumah)
-          Bekerja (di dalam ruangan atau luar ruangan)
-          Rekreasi (didaerah dingin-panas/tempat-tempat wisata)
-          Olah raga (indoor/outdoor)
-          Pesta (resmi/setengah resmi)
-          Kesempatan khusus (berkabung)

c)      Waktu Pemakaian

-          Pagi (gunakan bahan dengan warna cerah)
-          Siang/sore (hindari warna-warna mencolok)
-          Malam hari (gunakan warna cerah atau gelap)

d)     Postur Tubuh

Tidak semua wanita lahir dengan tubuh seperti super model dunia yang memiliki dada, pinggang dan pinggul ideal. Justru banyak wanita lahir dengan bentuk tubuh yang memiliki kekurangan di sana sini. Jadi diantara bentuk tubuh ini, Anda termasuk yang mana?.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan berbusana adalah untuk menutupi kekurangan yang diakibatkan bentuk tubuh yang tidak ideal, maka memilih bahan tekstil harus disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh. Apakah tinggi kurus, pendek kurus, tinggi besar, atau pendek gemuk.
(1) Bentuk badan tinggi kurus

·         Pilihlah bahan-bahan dengan garis horisontal dan desainnya pada bagian depan jangan dibuat rata.
·         Bahan bermotif/berkotak memberi efek kelihatan gemuk.
·         Bahan dengan tekstur kaku dan tebal akan memberi kesan ukuran badan menjadi besar.
·         Hindari bahan dengan warna gelap dan menyolok, demikian pula warna-warna muda dan putih, jadi sebaiknya memilih warna-warna cerah dan tidak menyolok.
(2) Bentuk badan pendek kurus

Agar badan kelihatan lebih tinggi dan gemuk
·         Pilih bahan dengan motif yang kecil-kecil atau sedang.
·         Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agak tipis.
·         Hindari warna-warna gelap dan tua.
(3) Bentuk badan tinggi besar

·         Pilih bahan yang lunak dan kusam. Dalam penglihatan akan memperkecil dan memberi kesan figur lebih kecil.
·         Pilih bahan dengan garis-garis yang vertikal dan berbidang sempit.
·         Hindari warna-warna menyala, karena warna-warna ini akan memberi kesan membesarkan bentuk badan.
(4)   Bentuk badan pendek gemuk

·         Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan dengan garis vertikal.
·         Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar, karena akan kelihatan bertambah lebar. 
·         Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si pemakai kelihatan gemuk.
·         Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih manis.
·         Hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang tebal.
·         Hindari bahan bercorak besar yang dikombinasikan dengan bercorak pula, karena hal ini akan membuat si pemakai kelihatan besar.
1)      Warna Kulit

1.      Untuk yang berwarna kulit gelap, hindari warna putih, karena akan kelihatan lebih gelap.
2.      Yang mempunyai kulit terang/kuning akan kelihatan pucat bila menggunakan warna muda, terutama warna kuning muda.
3.      Pada prinsipnya pilihlah warna-warna yang tidak terlalu kontras warnanya dengan warna kulit.

2)      Kepribadian

1.      Orang yang sifatnya lincah akan lebih serasi jika memilih bahan tekstil dengan warna-warna yang terang/ menyala.
2.      Orang yang pendiam, kalem, tenang akan lebih sesuai dengan warna-warna yang redup/gelap.

Dengan Anda mengetahui semua aspek-aspek dalam pemilihan bahan tekstil maka Anda tidak akan bingung, tidak keliru untuk membeli bahan tekstil yang sesuai dengan kebutuhan.

 Sumber :
  Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK


Pengamatan Bahan Tekstil Dengan Meraba




Permukaan bahan yang halus mencerminkan permukaan yang lebih ringan daripada permukaan buram, kusam, atau berbulu, sehingga pengamatan visual dihubungkan dengan sesuatu yang dapat diraba (tactile). Benda-benda yang "terasa" halus juga "kelihatan" halus.
Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu: 
(1)  Yang dapat diraba (tactile)

Perubahan-perubahan pada permukaan bahan-bahan karena pengaturan dari benang-benang indi­vidual pada tenunan atau rajutan dapat dirasakan di kulit. Dengan rabaan dapat dirasakannya lembut, kasar, jatuhnya bahan (drape), atau kaku dan berat.

(2)  Yang dapat didengar (audible)

Gesekan dapat diciptakan oleh permukaan bahan dengan saling menggosokkan sehingga dapat didengar, misalnya gemersik dari sutra taffeta.


  Sumber:

  Modul Pengetahuan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK

Penyelidikan Bahan Tekstil Melalui Pengamatan Secara Visual



Dengan memperhatikan, meraba, mengepal sehelai kain saja mungkin belum dapat secara angsung diketahui sifat-sifatnya, demikian juga dengan asal seratnya. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik penyempurnaan bahan tekstil, sehingga sering tidak dapat dibedakan antara kain yang asli dengan yang tiruan.
Beberapa pengamatan secara visual tentang sifat yang perlu diketahui untuk menentukan jenis serat adalah sebagai berikut:
(1)  Panjang serat
Untuk penelitian asal serat sehelai kain, perlu dicabut sehelai benang untuk diperiksa kemungkinan golongan seratnya.
(2)  Kekuatan serat
Serat sutra adalah serat yang terkuat diantara serat-serat lainnya seperti nilon, wol dan kapas. Dalam keadaan basah, serat rayon berkurang kekuatannya, sedangkan serat kapas akan lebih kuat daripada dalam keadaan kering.
(3)  Kehalusan serat
Serat sutra adalah serat yang terhalus di antara serat-serat asli yang lain seperti serat sintetis dan serat rayon.
(4)  Kilau serat
Serat kapas kurang berkilau kecuali dimerser. Serat linen kilaunya bagus dan jelas, kilau serat sutra sangat bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam seperti logam, sedangkan serat wol tidak berkilau karena bergelombang.
(5)  Keriting serat
Serat wol adalah satu-satunya yang memiliki keriting asli, ini menyebabkan kain wol berpori sehingga mempunyai sifat penyekat panas.
(6)  Daya lentur
Serat wol berdaya lentur besar, demikian pula serat sintetis dan serat sutra. Serat selulosa tidak memiliki daya lentur yang baik, tetapi dapat diproses sehingga berdaya lentur yang besar, contohnya proses pembuatan bahan mulur (stretch).
(7)  Daya serap air dan udara
Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa basah, daya serap serat sutra sampai 30%, linen 20% kapas 8,5%.
Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan dengan cara memerhatikan serat-seratnya, dapat dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x akan menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang serat-seratnya baik gambar penampang melintang ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya.
·     Cara memutuskan benang. Apabila berasal dari serat kapas, benang mudah diputus karena berserat pendek. Serat linen benangnya sukar diputus. Serat wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang dulu/elastis, ujung benang seperti spiral (berombak). Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya halus dan tidak berumbai. Serat rayon mudah putus, dan ujung benang bercabang.
·         Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai berikut:
-        Asam sulfat melarutkan serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
-        Kaustik soda (soda api) melarutkan serat yang berasal dari hewan, seperti wol dan sutra.
-        Kupramonium melarutkan kapas.
-        Aseton melarutkan kain asetat.
-        Fenol 90% melarutkan nilon.

Sumber : 
Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, 2005, Direktorat Pembinaan SMK


Friday, 23 November 2018

Penggolongan Bahan Tekstil


Serat tekstil digolongkan berdasarkan jenis serat, yaitu, serat alam dan serat buatan. Serat alam telah lama dikenal, sedangkan serat buatan dikenal pada permulaan abad ke-19. Serat buatan mengalami perkembangan pesat dalam pengolahan dan penyempurnaan dari masa ke masa.
Kebanyakan konsumen di Indonesia menggunakan bahan tekstil dari serat campuran atau sintetis dengan alasan mudah pemeliharaannya, ringan serta murah.
Menurut asalnya serat tekstil dapat dibagi sebagaimana yang tersusun dalam bagan di bawah ini:


Sumber: 
Modul Pengetahuan Bahan Tekstil, Direktorat Pembinaan SMK, 2005



Mengenal Bahan Tekstil




Setiap hari kita selalu menggunakan busana. Busana yang kita pakai berasal berbagai macam bahan tekstil.
Sudah tahu apa itu   bahan tekstil? 
Bahan tekstil adalah semua bahan yang berupa tenunan (woven) dan bukan tenunan (non woven) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis busana dan lenan rumah tangga.
Pada umumnya bahan tekstil dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar berdasarkan fungsinya, yakni
1)      Bahan Utama
Bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan suatu busana atau lenan rumah tangga. Bahan utama sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana atau lenan rumah tangga.
Dalam dunia pertekstilan Anda mengenal beraneka ragam bahan tekstil yang indah dan menarik. Bahan tekstil/kain ini telah melalui suatu proses yang panjang hingga sampai ke konsumen.
2)     Bahan Pelengkap/Garnitur Busana
Bahan pelengkap/garnitur busana adalah semua jenis bahan yang digunakan untuk melengkapi suatu busana atau lenan rumah tangga. 
Menurut fungsinya bahan pelengkap dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a)   Menyempurnakan; sebagai bahan pelapis, pengisi, dan pembentuk antara rambut kuda, spons, vliselin dan bantal bahu.
b)     Melengkapi/Menghias, antara lain;
üMacam-Macam Kancing
üMacam-Macam Pita
üMacam-Macam Renda
üMacam-Macam Benang
üMacam-Macam Bahan Aplikasi

Sumber :
Modul Pengetahuan BahanTekstil,Direktorat Pembinaan  SMK, 2005